Mengenal Fraksionasi Plasma Darah sebagai Solusi Kemandirian Obat di Indonesia

Mengenal Fraksionasi Plasma Darah

Dalam dunia medis, plasma darah memiliki peran yang sangat penting. Plasma merupakan komponen cair dari darah yang mengandung berbagai protein esensial seperti albumin, imunoglobulin, dan faktor pembekuan. Protein-protein ini diperlukan untuk pengobatan berbagai penyakit serius, seperti gangguan kekebalan tubuh, gangguan perdarahan, dan defisiensi protein. Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh produk-produk tersebut adalah fraksionasi plasma darah, sebuah proses yang kini menjadi perhatian utama di Indonesia dalam upaya mencapai kemandirian produk obat derivat plasma (PODP).

Apa Itu Fraksionasi Plasma Darah?

Fraksionasi plasma darah adalah proses pemisahan komponen plasma darah menjadi berbagai fraksi atau bagian yang mengandung protein tertentu. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan produk derivat plasma yang aman dan efektif digunakan sebagai obat. Produk-produk hasil fraksionasi plasma darah meliputi:

Read More
  1. Albumin: Digunakan untuk mengobati pasien dengan kondisi kekurangan protein darah atau hipovolemia.
  2. Imunoglobulin: Berperan penting dalam terapi gangguan imunologi dan penyakit autoimun.
  3. Faktor Pembekuan: Diperlukan untuk pengobatan pasien dengan hemofilia dan gangguan perdarahan lainnya.

Proses fraksionasi plasma darah pertama kali dikembangkan pada 1940-an oleh Edwin J. Cohn, yang memperkenalkan metode pemisahan protein plasma menggunakan etanol pada suhu rendah. Sejak saat itu, metode ini terus disempurnakan dan digunakan secara luas di seluruh dunia.

Pentingnya Fraksionasi Plasma Darah

Fraksionasi plasma darah memiliki peran strategis dalam menyediakan obat-obatan esensial yang tidak dapat diproduksi secara sintetis. Beberapa alasan pentingnya fraksionasi plasma darah antara lain:

  1. Menyediakan Produk Obat yang Vital
    Produk derivat plasma darah digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis serius yang tidak dapat ditangani dengan obat-obatan biasa.
  2. Menjamin Keamanan dan Ketersediaan Produk
    Dengan memiliki fasilitas fraksionasi sendiri, sebuah negara dapat menjamin ketersediaan produk plasma berkualitas tinggi dan mengurangi ketergantungan pada impor.
  3. Meningkatkan Kemandirian Kesehatan Nasional
    Pembangunan fasilitas fraksionasi plasma darah di dalam negeri merupakan langkah strategis untuk mencapai kemandirian dalam penyediaan obat-obatan esensial.

Perkembangan Fraksionasi Plasma Darah di Indonesia

Selama ini, Indonesia bergantung pada produk derivat plasma darah impor untuk memenuhi kebutuhan nasional. Namun, pada tahun 2024, sebuah langkah besar diambil oleh pemerintah dengan dimulainya pembangunan fasilitas fraksionasi plasma darah pertama di Indonesia.

Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan RI, Indonesia Investment Authority (INA) dan SK Plasma dari Korea Selatan telah menandatangani perjanjian investasi untuk membangun fasilitas fraksionasi plasma di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini dirancang dengan kapasitas pengolahan sebesar 600.000 liter plasma per tahun dan diproyeksikan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Pembangunan fasilitas ini bertujuan untuk:

  • Mengurangi ketergantungan pada produk derivat plasma impor.
  • Menjamin ketersediaan produk plasma darah berkualitas tinggi bagi masyarakat Indonesia.
  • Meningkatkan kemampuan nasional dalam memproduksi obat-obatan vital berbasis plasma darah.

Tahapan Proses Fraksionasi Plasma Darah

Proses fraksionasi plasma darah terdiri dari beberapa tahapan utama, yaitu:

  1. Pengumpulan Plasma Plasma darah dikumpulkan dari donor melalui proses donor darah biasa atau aferesis plasma. Plasma yang terkumpul harus melalui serangkaian tes untuk memastikan keamanannya.
  2. Pemisahan Fraksi Plasma diproses menggunakan metode fraksionasi, seperti metode Cohn atau metode modern berbasis kromatografi, untuk memisahkan komponen protein utama.
  3. Pemurnian Setiap fraksi yang telah dipisahkan kemudian dimurnikan untuk menghilangkan kontaminan dan memastikan kualitas produk akhir.
  4. Formulasi dan Pengemasan Produk akhir dari produk ini diformulasikan dan dikemas dalam bentuk sediaan obat yang siap digunakan.

Tantangan dalam Pengembangan Fraksionasi Plasma Darah

Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan fasilitas ini di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  1. Investasi Awal yang Tinggi Pembangunan fasilitasnya membutuhkan investasi yang besar, baik untuk infrastruktur maupun teknologi.
  2. Ketersediaan Donor Keberhasilan donor sangat bergantung pada ketersediaan pendonor yang rutin dan berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya donor plasma.
  3. Regulasi dan Standar Kualitas Produksi derivat plasma darah harus memenuhi standar internasional, seperti standar dari WHO dan European Medicines Agency (EMA). Hal ini memerlukan pengawasan ketat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Manfaat Pembangunan Fasilitas Fraksionasi Plasma di Indonesia

Dengan adanya fasilitas ini di dalam negeri, Indonesia akan memperoleh berbagai manfaat, antara lain:

  1. Ketahanan Kesehatan Nasional Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya pada impor produk derivat plasma, sehingga mampu menghadapi situasi darurat kesehatan dengan lebih baik.
  2. Efisiensi Biaya Produksi dalam negeri memungkinkan penurunan biaya pengadaan produk plasma darah, yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya perawatan bagi pasien.
  3. Peningkatan Kapasitas Riset dan Inovasi Adanya fasilitas fraksionasi plasma akan mendorong penelitian dan pengembangan di bidang bioteknologi dan farmasi, serta membuka peluang kolaborasi dengan lembaga riset internasional.

Fakta dan Data Terkini

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, kebutuhan produk derivat plasma darah di Indonesia mencapai lebih dari 500.000 liter per tahun. Dengan adanya fasilitas fraksionasi yang memiliki kapasitas 600.000 liter per tahun, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berpotensi mengekspor produk derivat plasma ke negara-negara tetangga.

Selain itu, proyek pembangunan fasilitas fraksionasi di Karawang ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal melalui transfer teknologi dari SK Plasma.

Kesimpulan

Fraksionasi plasma darah adalah solusi strategis untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan vital di Indonesia. Dengan dimulainya pembangunan pertama di Karawang, Indonesia menunjukkan komitmennya dalam mencapai kemandirian kesehatan nasional.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, langkah ini membawa harapan besar bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam hal ketersediaan produk plasma darah yang aman, berkualitas, dan terjangkau. Dengan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat, Indonesia dapat mewujudkan visinya sebagai negara yang mandiri dalam penyediaan produk derivat plasma darah. Keberhasilan proyek ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri farmasi berbasis plasma darah di kawasan Asia Tenggara.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *