Daftar Pabrik Bahan Baku Obat dan Eksipien di Indonesia

Pabrik Bahan Baku Obat di Indonesia

Industri farmasi nasional sedang menghadapi momentum kritis untuk mengurangi ketergantungan impor melalui penguatan ekosistem pabrik bahan baku obat di Indonesia. Selama ini, data menunjukkan bahwa mayoritas bahan aktif masih didatangkan dari luar, menempatkan keamanan kesehatan pada posisi rentan. Namun, peta jalan menuju kemandirian kini semakin jelas dengan munculnya para produsen API lokal yang inovatif dan siap memenuhi standar global. Transformasi ini tidak hanya didorong oleh kebutuhan akan kedaulatan pasokan, tetapi juga oleh urgensi regulasi yang mewajibkan penggunaan bahan baku obat halal sebagai standar baru industri masa depan.

Bagi Anda praktisi farmasi, pengadaan (procurement), atau investor, berikut adalah peta kekuatan industri hulu farmasi Indonesia terkini.

Read More

Struktur Pasar Bahan Baku Obat

Pasar bahan baku farmasi tidaklah monolitik. Untuk memahami siapa pemain kuncinya, kita harus membedah pasar ini menjadi dua segmen besar yang memiliki karakteristik ekonomi dan teknologi yang sangat berbeda:

  1. Bahan Baku Obat Aktif (API) Sintesis Kimia
    Ini adalah segmen tradisional. Molekul seperti Paracetamol, Amoxicillin, atau Simvastatin dibuat melalui reaksi kimia bertahap. Tantangan utamanya di Indonesia adalah ketiadaan industri kimia dasar (petrochemical) yang kuat yang memproduksi starting material atau intermediet. Akibatnya, pabrik API lokal seringkali hanya melakukan tahap akhir sintesis, yang membuat struktur biayanya sulit bersaing dengan produk Tiongkok yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
  2. Bahan Baku Obat Biologi (Biofarmasi)
    Ini adalah masa depan. Melibatkan teknologi rekombinan DNA, protein, vaksin, dan mRNA. Di sektor ini, Indonesia memiliki peluang leapfrog (lompatan teknologi) karena tidak terlalu bergantung pada industri petrokimia berat, melainkan pada bioteknologi canggih dan fasilitas steril.

Peran Strategis Eksipien Lokal

Seringkali terabaikan, eksipien (bahan pembantu) membentuk hingga 90% volume dari sebuah tablet atau sirup. Indonesia memiliki keunggulan komparatif mutlak di sini. Dengan status sebagai produsen CPO (Crude Palm Oil) dan singkong terbesar, Indonesia memiliki bahan dasar melimpah untuk memproduksi gliserin, sorbitol, dan turunan pati (starch derivatives). Kemandirian di sektor eksipien sebenarnya lebih mudah dicapai dan sudah lebih maju dibandingkan sektor pabrik bahan baku obat.


Profil Pabrik Bahan Baku Obat Aktif (Active Pharmaceutical Ingredients/API)

Bagian ini menyajikan direktori analitis dari perusahaan-perusahaan yang telah berhasil mendirikan fasilitas produksi pabrik bahan baku obat di Indonesia. Profil ini mencakup kemampuan teknis, produk unggulan, dan lokasi strategis mereka. Berikut daftarnya:

  1. PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP)
    Anak Usaha BUMN (PT Kimia Farma Tbk) – Joint Venture dengan Sungwun Pharmacopia (Korea Selatan). KFSP adalah “permata mahkota” dalam strategi kemandirian farmasi pemerintah Indonesia. Didirikan pada tahun 2016, perusahaan ini dibentuk untuk memecahkan masalah klasik: tingginya impor bahan baku untuk obat-obatan yang paling banyak menguras anggaran BPJS Kesehatan.
    • Analisis Kapabilitas & Teknologi
      KFSP tidak memulai dari nol, melainkan memanfaatkan transfer teknologi dari Korea Selatan untuk sintesis kimia tingkat lanjut. Strategi produk mereka sangat cerdas: fokus pada High Volume, High Value. Mereka memproduksi obat penurun kolesterol dan obat antiretroviral (HIV). Mengapa HIV? Karena pasar obat HIV di Indonesia didominasi oleh pengadaan pemerintah, sehingga KFSP memiliki jaminan pasar (captive market) meskipun biaya produksinya mungkin awalnya lebih tinggi dari impor India.
    • Portofolio Produk API:
      • Kategori Kardiovaskular: Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin, Clopidogrel (Anti-platelet).
      • Kategori Antivirus & ARV: Entecavir (Hepatitis B), Lamivudine, Zidovudine, Efavirenz, Tenofovir.
      • Lainnya: Remdesivir (Respon COVID-19), Povidone Iodine (Antiseptik)
    • Data Fasilitas & Kontak:
      • Alamat Pabrik 1 (Cikarang): Kawasan Industri Delta Silicon 1, Jl. Angsana Raya Blok A10 No. 1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Fasilitas ini dirancang untuk memenuhi standar cGMP global.
      • Alamat Pabrik 2 (Watudakon): Jl. Raya Watudakon, Kesamben, Jombang, Jawa Timur. Lokasi ini memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan kimia dan yodium.
      • Kantor Pusat: Jl. Veteran No. 9, Jakarta Pusat 10110 (Terintegrasi dengan Kimia Farma Holding).
      • Website Resmi: www.kfsp.co.id | www.kimiafarma.co.id.
      • Email Bisnis: [email protected] | [email protected].
  2. PT Anvita Pharma Indonesia (Sebelumnya PT BrightGene Biomedical Indonesia)
    Swasta Independen (Perusahaan API Swasta Pertama di Indonesia). Telah terjadi transformasi besar pada entitas yang sebelumnya dikenal sebagai PT BrightGene Biomedical Indonesia. Pada tahun 2024, perusahaan ini resmi berganti nama menjadi PT Anvita Pharma Indonesia. Perubahan ini menandai evolusi strategis dari model Joint Venture PMA menjadi perusahaan swasta independen yang mendeklarasikan diri sebagai “penjembatan” (Anvita berarti jembatan dalam bahasa Sanskerta) kemandirian farmasi nasional.
    • Analisis Kapabilitas: Anvita mempertahankan keunggulan teknologi fasilitasnya di Karawang yang dirancang khusus untuk zat berpotensi tinggi (high-potent). Sebagai entitas independen, mereka kini lebih agresif menawarkan layanan Contract Development and Manufacturing Organization (CDMO) kepada mitra global dan lokal. Fokus utama mereka tetap pada sintesis molekul kecil untuk penyakit kritis yang membebani anggaran kesehatan nasional.
    • Portofolio Produk API & Pengembangan:
      • Onkologi (Kanker): Imatinib, Nilotinib, Gefitinib (Tyrosine Kinase Inhibitors).
      • Antivirus & TB: Entecavir (Hepatitis B), Bedaquiline (MDR-TB).
      • Penyakit Kronis: Sitagliptin (Diabetes), Bisoprolol & Ticagrelor (Kardiovaskular).
    • Data Fasilitas & Kontak:
      • Alamat Pabrik: Karawang New Industry City (KNIC), Blok B No. 8, Jl. Trans Heksa Km.7, Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini telah tersertifikasi CPOB/GMP terbaru atas nama PT Anvita Pharma Indonesia.
      • Website Resmi Baru: www.anvitapharma.com.
  3. PT Etana Biotechnologies Indonesia
    Swasta Nasional (Pionir Bioteknologi). Jika KFSP dan BrightGene bermain di ranah kimia, Etana adalah wajah masa depan bioteknologi Indonesia. Etana adalah perusahaan pertama di ASEAN yang memiliki kemampuan memproduksi vaksin dengan platform mRNA, teknologi yang sama yang digunakan oleh Pfizer dan Moderna untuk vaksin COVID-19.   
    • Analisis Kapabilitas & Strategi: Etana tidak bersaing di pasar generik murah (“Red Ocean”). Mereka masuk ke pasar “Blue Ocean” produk biologi (biosimilar) dan vaksin. Fasilitas mereka di Pulogadung memenuhi standar internasional (PIC/S) dan, yang krusial untuk pasar Indonesia, telah tersertifikasi Halal MUI. Etana juga agresif dalam transfer teknologi, bekerjasama dengan Walvax (China) untuk teknologi mRNA.
    • Portofolio Produk API (Drug Substance):
      • Erythropoietin (EPO): Hormon untuk memicu pembentukan sel darah merah, vital bagi pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah (hemodialisis).
      • Vaksin: Platform mRNA (COVID-19 – IndoVac/InaRNAVac), pengembangan vaksin PCV.
      • Monoclonal Antibodies (MABs): Bevacizumab (Terapi Kanker).
    • Data Fasilitas & Kontak:
      • Alamat Pabrik & HQ: Kawasan Industri Pulogadung (JIEP), Jl. Rawa Gelam V Blok L Kav. 11-13, Jakarta Timur 13930. Lokasi di Jakarta memudahkan akses ke talenta peneliti dan regulator.   
      • Website Resmi: www.id.etanabiotech.com.
      • Kontak: [email protected] | (+6221) 4608808.
  4. PT Ferron Par Pharmaceuticals (Dexa Group)
    Swasta Nasional (Bagian dari Dexa Group). Ferron adalah bukti bahwa perusahaan farmasi lokal mampu menembus standar kualitas terketat di dunia, termasuk MHRA Inggris. Dalam peta bahan baku, Ferron mengambil peran spesifik di segmen steril.
    • Analisis Kapabilitas: Memproduksi API steril (seperti untuk injeksi) jauh lebih sulit daripada oral. Ferron memanfaatkan keahlian mereka di produk jadi steril untuk mundur ke belakang memproduksi bahan bakunya. Langkah ini mengamankan pasokan untuk produk injeksi lambung yang sangat laku di rumah sakit.
    • Portofolio Produk API:
      • Gastrointestinal: Omeprazole (Grade Injeksi Steril).
    • Data Fasilitas & Kontak:
      • Alamat Pabrik: Jababeka Industrial Estate I, Jl. Jababeka VI Blok J3, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat 17530. Kompleks Jababeka adalah salah satu kluster farmasi terbesar di Asia Tenggara.
      • Website Resmi: www.ferron-pharma.com | www.dexagroup.com
      • Kontak: [email protected] | +62 21 898 33333.
  5. PT Riasima Abadi Farma
    Swasta Nasional. Di tengah dominasi raksasa, Riasima memegang peran unik sebagai produsen salah satu obat paling mendasar di dunia: Paracetamol.
    • Analisis Kapabilitas: Paracetamol adalah obat dengan volume tertinggi namun margin terendah. Bertahan sebagai produsen Paracetamol lokal melawan impor murah dari Tiongkok adalah tantangan luar biasa. Riasima kemungkinan besar bertahan berkat dukungan kebijakan prioritas penggunaan produk dalam negeri (TKDN) dalam pengadaan obat pemerintah.
    • Portofolio Produk API:
      • Analgesik/Antipiretik: Paracetamol (Acetaminophen).
    • Data Fasilitas & Kontak:
      • Alamat Pabrik: Jl. Mercedes Benz, Desa Cicadas, Gunung Putri, Bogor 16964, Jawa Barat. Area Gunung Putri dikenal sebagai zona industri berat dan kimia.
      • Telepon: (021) 8675052.
  6. PT Daewoong Infion
    Joint Venture (Daewoong Pharmaceutical Co., Ltd. Korea Selatan & PT Infion Indonesia). PT Daewoong Infion memegang predikat prestisius sebagai pabrik biofarmasi pertama di Indonesia. Berbeda dengan perusahaan farmasi lain yang umumnya hanya melakukan formulasi atau pengemasan, Daewoong Infion memiliki fasilitas manufaktur lengkap (end-to-end) mulai dari produksi bahan aktif obat (Drug Substance) hingga produk jadi (Finished Product).
    • Analisis Kapabilitas & Teknologi: Fasilitas di Pandaan dirancang dengan teknologi tinggi yang memenuhi standar internasional PIC/S GMP dan Korean GMP. Perusahaan ini merupakan pionir dalam sertifikasi Halal untuk produk biologi, di mana produk unggulannya (Epodion) menjadi Erythropoietin injeksi pertama di dunia yang bersertifikat Halal. Hal ini memberikan nilai tambah strategis (TKDN tinggi) dalam pasar pengadaan obat pemerintah (BPJS Kesehatan).
    • Portofolio Produk API & Biofarmasi:
      • Erythropoietin (EPO): Diproduksi dengan merek Epodion. Obat ini vital untuk pasien gagal ginjal kronis (cuci darah) dan kanker untuk mengatasi anemia. Daewoong Infion memproduksi sendiri bahan bakunya dari kultur sel hingga pemurnian.
      • Epidermal Growth Factor (EGF): Merek Easyef. Merupakan Recombinant Human Epidermal Growth Factor (rhEGF) berbentuk semprot (spray) untuk mempercepat penyembuhan luka kaki diabetes (diabetic foot ulcer).
    • Data Fasilitas & Kontak:

Profil Pabrik Bahan Baku Eksipien Indonesia

Jika API adalah “jiwa” dari obat, eksipien adalah “tubuh”-nya. Tanpa eksipien, zat aktif tidak bisa dihantarkan ke dalam tubuh manusia. Indonesia memiliki kekuatan tersembunyi di sektor ini. Berikut daftarnya:

  1. PT Sorini Agro Asia Corporindo (Cargill)
    Sorini adalah contoh sukses hilirisasi pertanian. Berawal dari perusahaan lokal, kini dimiliki oleh raksasa pangan global, Cargill. Sorini memproses pati (dari singkong/tapioka) menjadi sorbitol, bahan kunci dalam sirup obat, pasta gigi, dan vitamin C.
    • Relevansi Industri: Sorbitol mencegah sirup obat mengkristal (cap-locking) dan memberikan rasa manis non-kariogenik. Sebagai produsen sorbitol terbesar di Asia Pasifik, Sorini adalah pemasok vital bagi industri farmasi global, bukan hanya lokal.
    • Produk: Sorbitol (Cair/Bubuk), Maltodextrin, Dextrose Monohydrate.
    • Alamat Pabrik: Jl. Raya Surabaya – Malang Km. 43, Kec. Gempol, Kab. Pasuruan, Jawa Timur 67155.
    • Website: www.cargill.co.id.
  2. PT Kapsulindo Nusantara
    Kapsul adalah bentuk sediaan obat paling populer kedua setelah tablet. Isu kritis dalam cangkang kapsul adalah gelatin. Gelatin babi haram, gelatin sapi halal. PT Kapsulindo Nusantara memposisikan diri sebagai solusi atas kecemasan ini.
    • Relevansi Industri: Dengan berlakunya UU Jaminan Produk Halal, permintaan cangkang kapsul bersertifikat Halal MUI meledak. Kapsulindo memproduksi cangkang kapsul gelatin sapi dan juga kapsul vegetarian (HPMC).
    • Produk: Cangkang Kapsul Gelatin Keras (Hard Capsules), Cangkang HPMC.
    • Alamat Pabrik: Jl. Pancasila I, RT 03 / RW 02, Cicadas, Gunung Putri, Bogor 16964.
    • Website: https://kapsulindo.co.id/.
    • Telepon: +62-21-8671164.
  3. PT Susanti Megah & PT Garam
    Garam farmasi (Pharmaceutical Grade Salt) bukan garam dapur biasa. Ia harus memiliki kemurnian NaCl >99,5% dan bebas pengotor logam berat untuk digunakan dalam cairan infus, hemodialisis, dan pelarut vaksin.
    • PT Susanti Megah: Dikenal dengan garam meja “Cap Kapal”, perusahaan ini telah melakukan diversifikasi ke garam industri dan farmasi. Mereka memiliki fasilitas di Surabaya dan Tangerang.
    • PT Garam (Persero): BUMN yang bertugas menjaga stok garam nasional ini juga mengembangkan lahan garam farmasi di Madura untuk mengurangi impor garam medis.
  4. PT Talc Indonesia
    Talkum (Talc) digunakan sebagai pelicin (lubricant) dan pengisi (filler) dalam pembuatan tablet agar tidak lengket di mesin cetak. Namun, talkum alam sering terkontaminasi bakteri.
    • Keunggulan: PT Talc Indonesia memiliki fasilitas sterilisasi khusus untuk mematikan bakteri, menjadikan produk mereka memenuhi standar farmasi (Pharmacopoeia grade) yang ketat, berbeda dengan talkum industri cat atau ban.
    • Alamat Pabrik: Kompleks Industri 19, Sungai Turi, Desa Laksana, Paku Haji, Tangerang.   
    • Website: www.talc-indonesia.com.
  5. Produsen Eksipien Lainnya
    • PT Lautan Natural Krimerindo (LNK)
      Anak usaha PT Lautan Luas Tbk ini memproduksi krimer nabati dan bahan baku makanan yang juga digunakan sebagai bulking agent dalam industri nutrasetikal (suplemen).
    • PT Fermentech Indonesia
      Memproduksi bahan berbasis fermentasi yang relevan untuk industri rasa dan eksipien tertentu.

Kesimpulan

Daftar pabrik bahan baku obat dan eksipien di atas bukan sekadar deretan nama perusahaan, mereka adalah aset strategis pertahanan negara. Meskipun jalan menuju kemandirian produksi 100% masih jauh dan mungkin tidak realistis secara ekonomi (karena tidak semua molekul efisien diproduksi lokal), Indonesia telah berhasil mengamankan “molekul-molekul kunci”. Bagi investor dan profesional industri, pesan dari peta jalan ini jelas: masa depan farmasi Indonesia ada di hulu, di bioteknologi, dan di produk halal. Dalam distribusi produknya, tidak lepas dari peran Distributor Lokal untuk menguatkan rantai pasok di Indonesia agar tetap berjalan dengan baik.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *